Jumat, 04 September 2009

koobface facebook

Serangan virus Koobface lewat situs jejaring sosial makin menggila. Jutaan pengguna Facebook kini jadi target serangan virus. Kasus serupa juga pernah menimpa situs jejaring sosial MySpace pada Agustus lalu.

Koobface memanfaatkan fitur messaging di Facebook untuk menginfeksi komputer (PC), lalu mencoba mencuri informasi penting seperti nomor kartu kredit.

"Beberapa virus lain juga memanfaatkan Facebook dengan cara yang sama untuk menyebarkan diri," kata juru bicara Facebook, Barry Schnitt lewat e-mail.

Dalam blognya, McAfee menyatakan bahwa para penelitinya telah menemukan Koobface berkeliaran di Facebook. Koobface menyebar dengan cara mengirimkan pesan tagline yang menggelitik ke daftar teman pengguna Facebook yang sudah terinfeksi virus.
Pesan tersebut, yang salah satu subyeknya berbunyi "You look just awesome in this new movie", jika diklik nantinya akan menggiring user ke sebuah situs di mana user akan diminta untuk mendownload sebuah software jahat yang menyamar sebagai update Flash Player.
Jika software itu di-download, komputer akan terinfeksi virus. Parahnya lagi, komputer yang sudah terinfeksi itu bisa menginfeksi situs-situs lain ketika menggunakan mesin pencari Google, Yahoo, MSN dan Live.com.
Chris Boyd, peneliti di FaceTime Security Labs mengatakan, pengguna Facebook kurang peduli terhadap pesan yang mereka terima.
"Mereka cenderung lengah. Mereka berpikir bahwa seseorang sudah log in dengan menggunakan sebuah account untuk bisa masuk ke Facebook, sehingga berpikir tidak mungkin virus bisa menginfeksi mereka," kata Boyd.
Facebook telah mengimbau anggotanya untuk menghapus e-mail yang mencurigakan. Facebook juga memposting petunjuk bagaimana membersihkan komputer yang terinfeksi virus di
http://www.facebook.com/security.
Richard Larmer, chief executive RLM Public Relations di New York yang merupakan salah satu pengguna Facebook mengatakan, ia terpaksa 'membuang' PC-nya setelah terinfeksi Koobface. "Ini benar-benar buruk. Virus ini menghancurkan komputer saya," katanya.
McAfee sendiri masih belum bisa mengidentifikasi pelaku di belakang Koobface. "Pelakunya mengupdate dan menambah fungsionalitas baru," kata Craig Schmugar, peneliti di McAfee. (**detikinet**Reuters)

Tidak ada komentar: